Seni Komunikasi ala Habib Salim Al-Jufrie

Ketua Majelis Syura PKS, Habib Salim Segaf Al-Jufrie
Ketua Majelis Syura PKS, Habib Salim Segaf Al-Jufrie

Depok (14/10) -- Komunikasi adalah kebutuhan yang sangat fundamental dalam hidup bermasyarakat. Terlebih bagi para Calon Anggota Legislatif yang ikut bersaing dalam Pemilu 2019 mendatang. Menurut Ketua Majelis Syura PKS, Habib Salim Segaf Al-Jufrie komunikasi yang efektif sangat penting dan memiliki pengaruh yang besar untuk mendulang suara.

"Cara komunikasi kita dapat merubah suasana bahkan bisa merubah situasi. Saya pernah tanya seseorang, mengapa tidak pilih pks? Ia katakan, PKS itu eksklusif dan banyak hal-hal lain yang ia katakan. Namun hari ini ia mengatakan: "lima tahun yang lalu, saya musuh PKS tapi sekarang saya mencintai pks." Itu bukan basa-basi, ini ungkapan mereka sendiri," ungkap Habib Salim dalam Konsolidasi Pemenangan Pemilu di Hotel Bumi Wiyata, Ahad (14/10) lalu.

Saking pentingnya komunikasi yang baik, Habib Salim memberikan rumus-rumus bagi para kader yang harus turun bersilaturahim dan menyapa masyarakat. Ia mengisyaratkan dengan perbanyak senyum dan menarik hati orang yang ditemuinya.

“Kalau dalam pepatah salah satu bangsa, orang kalau tidak bisa tersenyum jangan buka toko, tidak akan ada yang beli. Kalau komunikasi kita gagal dengan masyarakat, partai politik itu masyarakat melihat kita pertama kali tidak tertarik, tidak mencintai,” jelasnya di hadapan 1.200an peserta.

Agar komunikasi berhasil, Habib meminta agar para kader tidak meminta masyarakat memilih PKS di pemilu nanti secara langsung. Ia lebih memilih menemui orang-orang yang memusuhi PKS untuk dipikat hatinya.

"Sering silaturahmi, sering sapa. Saya kalau berkunjung ke salah satu titik, saya tanyakan kepada kader di sana, siapa yang membenci kita di sini? Yang benci ini bukan dijauhi, malah didekati. Di samping tokoh-tokoh yang memang memperjuangkan bersama-sama kita dan harus disilaturahimi. Saya katakan pks adalah milik kalian, milik kita semua,” jelasnya.

Selanjutnya, Habib Salim menggambarkan komunikasi yang baik sama halnya dengan memancing ikan di laut. Perlu teknis yang benar dan efektif.

"Kalau kita ingin memancing ikan di laut, jangan cari umpan yang paling kita suka. Cari umpan yang ikan suka, baru dapat ikan. Kalau mau cari suara, carilah di lumbung-lumbung suara. Apalagi kalau lumbung-lumbung suara itu ada yang mendampingi kita, pasti dapat suara," katanya.

Saking pentingnya, masih menurut Habib Salim, pendamping di lumbung suara memiliki peran strategis untuk mendapatkan suara yang signifikan karena pengetahuannya yang cukup baik dibanding kita.

"Kalau kita ingin mencari ikan, ikut sama yang lain yang sudah jelas-jelas setiap hari ke laut, sudah pasti dapat ikan. Dua-tiga jam pulang sudah dapat banyak ikan. Jangan kita sok juga cari sendiri, mancing beberapa ikan. Memang ikan di bawah itu tidak tahu, kalau ini pemula. Dimainin kita," pesannya.

Terakhir, Habib meminta para kader untuk membuat target yang jelas dan terukur. "Waktu kita ini terbatas. Kalian ini punya waktu 6 bulan. Targetkan, hari ini dapat empat, besok empat dan seterusnya. Harus begitu," pesannya lagi.