Saat Mahyeldi dan Warganya Begitu Dekat

Wali Kota Padang Mahyeldi Ansharullah (PKS Foto)
Wali Kota Padang Mahyeldi Ansharullah (PKS Foto)

Oleh Erwyn Kurniawan

Tahun 2018 baru saja memasuki hari pertama saat Mahyeldi  mendapat kejutan. Tanpa paksaan, warganya memberikan sebidang tanah untuk mendukung program pembangunan Pemerintah Kota (Pemkot) Padang.

"Mereka dengan ikhlas mewakafkannya kepada pemkot," ujar Mahyeldi di sela-sela Ikrar Pemenangan Calon Kepala Daerah PKS di Hotel Bidakara, Jakarta, Kamis (4/1/2018).

Tak hanya kali ini saja pria kelahiran 25 Desember 1966 itu mendapat "hadiah" dari warganya. Sebelumnya, hal serupa juga dialaminya. Bahkan ada proyek pembangunan yang terbengkalai selama 29 tahun, tapi berkat sumbangsih warga membuat proyek tersebut bisa dilanjutkan.

Sangat jarang fenomena tersebut ada. Yang tersaji selama ini di berbagai tempat justru sebaliknya. Pemimpin dan rakyatnya seperti berseberangan.

Mahyeldi memang beda. Dia begitu dekat dengan warganya. Sejak menjadi orang nomor satu di Padang, dia membuat program Jumat Keliling, menjadi khatib lalu mendengarkan keluhan dan aspirasi rakyatnya. "Sampai sekarang ini rutin saya lakukan. Saya ingin banyak mendengar," ujar Mahyeldi.

Dalam menata kota, Mahyeldi menggunakan pendekatan persuasif. Kader PKS itu memanusiakan warganya. Tak ada gusur-menggusur. Contohnya Pasar Raya Padang.

Suami Herlina Bahar itu melakukan penataan tanpa penolakan dari pedagang. Dia tidak meminta mereka untuk pindah, namun mengajaknya dialog. "Ajak mereka bicara dan dengarkan. Mereka minta 2, kita harus berikan 3. Itu kuncinya," ungkap Mahyeldi.

Ucapan ayah sembilan anak itu terbukti. Tak heran jika kini dia didapuk kembali oleh PKS untuk menjadi calon Walikota Padang 2018-2013.