PKS Samakan Penundaan BBM Naik Seperti Keajaiban Dunia

Wakil Ketua Majelis Syuro PKS Hidayat Nur Wahid
Wakil Ketua Majelis Syuro PKS Hidayat Nur Wahid

Jakarta (11/10) -- Wakil Ketua Majelis Syuro Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Hidayat Nur Wahid menilai kebijakan pemerintah menaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis premium yang kemudian langsung ditunda merupakan sebuah keanehan.

"Iya, kan bagian dari keajaiban dunia," kata Hidayat yang juga Wakil Ketua Dewan Penasehat Badan Pemenangan Nasional Prabowo Subianto-Sandiaga Uno ini di kompleks parlemen, Jakarta, Kamis (11/10).

Sebab, kata Hidayat, keanehan itu diperlihatkan ketika Menteri ESDM Ignasius Jonan mengumumkan kenaikan harga BBM, namun langsung menundanya saat ada arahan Presiden Joko Widodo dengan pertimbangan daya beli masyarakat yang turun.

"Seharusnya itu dikoordinasikan di internal pemerintah. Jadi ini ada apa politik koordinasi di dalam kabinet Jokowi? Kok menteri bisa menaikkan terus kemudian diturunkan, itu suatu hal yang tidak memenuhi logika publik," kata dia.

Namun, Hidayat menilai Jokowi juga tidak bisa mengevaluasi atau mengganti Menteri Jonan lantaran sudah pernah menyatakan tidak akan melakukan perombakan kabinet di tahun terakhir kepemimpinannya.

Hal tersebut, kata dia, menjadi dampak yang harus ditanggung Jokowi karena tidak ingin mengganti menteri-menterinya.

"Jadi ini adalah buah pilihan beliau dan saya berharap memang segera diselesaikan, segera diatasi. Kalau tidak ya lagi-lagi di era kampanye terbuka, ini menjadi kampanye negatif untuk Pak Jokowi," kata Hidayat.

Selain masalah koordinasi, Hidayat juga menilai penundaan ini bisa diartikan sebagai pencitraan yang dilakukan Jokowi menjelang pemilu 2019. Dugaan pencitraan itu lanjutnya, tidak dapat dihindarkan.

"Ya masyarakat bisa menilai ya, tapi dari situ unsur pencitraan itu kuat juga tidak bisa dihindarkan, karena dengan mudah dapat disimpulkan bahwa beliau akan mengambil poin berpihak pada kepentingan rakyat," ujarnya.

Pemerintah sebelumnya menyatakan bahwa harga BBM jenis premium naik di wilayah Jawa-Madura-Bali (Jamali) naik dari Rp6.450 menjadi Rp7.000 per liter. Sementara, untuk harga jual Premium di luar Jawa naik dari Rp6.400 menjadi Rp6.900 per liter.

Namun, belakangan kenaikan harga premium ini ditunda lantaran Pertamina disebut belum siap.

Sumber: cnnindonesia.com