Milad dan Gelaran Budaya

Oleh Ketua Bidang Humas DPP PKS Ledia Hanifa

Memperingati puncak Milad sebuah partai politk dengan melakukan gelaran budaya adalah hal biasa. Menjadi unik, karena gelaran budaya yang diselenggarakan dalam puncak peringatan Milad ke-19 Partai Keadilan Sejahtera (PKS) menegaskan bahwa gelaran budaya sejatinya bukan hanya menampilkan hiburan. Tetapi mengingatkan kembali bahwa budaya sebagai hasil karya manusia mesti membuat manusia lebih dekat pada Sang Pencipta, Allah SWT.

Makna mendekatkan manusia pada penciptanya inilah yang menjadi titik tekan pada “Ngaji Budaya” yang digelar PKS di kantor DPP dan dihadiri banyak masyarakat. Selain dihadiri langsung juga disiarkan melalui kanal facebook PKS. Menarik karena ada idiom-idiom yang diluncurkan, dibingkai dengan pengingatan agar kita tidak keluar dari nilai-nilai kebajikan yang telah tumbuh subur jauh sebelum negeri ini merdeka.

Jika selama ini menanamkan cinta pada Indonesia dengan aneka penggojlokan dengan segala macam bentuknya, ngaji budaya ini memang tepat disebut cara asyik mencintai Indonesia. Menggali kedalam budaya negeri, memahami filosofinya tanpa kehilangan makna kebesaran Sang Pencipta negri kaya raya ini

Sejalan dengan itu, UU Pemajuan Kebudayaan baru diparipurnakan di DPR RI pada tanggal 27 April 2017. Serelah 13 tahun lebih dibahas bersama DPR dengan Pemerintah. Inti dari UU adalah menjadikan budaya sebagai investasi jangka panjang pembangunan bangsa, bukan pembebanan.

Mengapresiasi pemajuan kebudayaan yang terdiri atas pendataan, pemeliharaan, pengamanan, pengembangan. Jadi apa yang dilakukan PKS dengan ngaji budaya ini sedang membangun kesadaran bersama agar masyarakat kita mampu memaknai kebudayaan Indonesia yang diperkaya oleh budaya-budaya lokal dan tradisional.