Menjadi Lebih Baik

Foto: Donny/PKS Foto
Foto: Donny/PKS Foto

 

إِنَّ اللّهَ لاَ يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتَّى يُغَيِّرُواْ مَا بِأَنْفُسِهِمْ

“Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sebelum mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri.” (QS.ar-Ra’d:11)

 

Sholat ke sholat, Jum’at ke Jum’at, Ramadhan ke Ramadhan dan Ied ke Ied adalah satuan waktu yang bagi seorang muslim menuntut agar dirinya berubah menjadi hamba Allah yang lebih baik. Perubahan adalah keniscayaan. Seluruh ciptaan Allah bergerak dan sudah pasti berubah. Alam semesta berubah sesuai kehendakNya. Sementara manusia diberi keistimewaan untuk mengubah dirinya sendiri dengan ragam petunjuk yang disediakan oleh Allah swt.

Akal budi memungkinkan hak istimewa itu dimiiliki manusia. Bahkan malaikat dan jin tidak diberikan pilihan kecuali taat saja. Kita tentu ingat rangkaian kejadian manusia pertama, Nabi Adam as. yang dikisahkan kebenarannya dalam Kitab Al-Qur’an, Surat Al-Baqarah ayat 30-37.

Perubahan untuk manusia tentu harapannya adalah menjadi lebih baik. Dimulai dari pribadi yang lebih baik. Dilanjutkan dengan keluarga yang lebih baik yang akan menjadi soko guru masyarakat yang lebih baik. Masyarakat yang lebih baik diharapkan menjadi batu loncatan berikutnya untuk hadirkan pemimpin yang lebih baik.

Kini kita telah sampai di penghujung Ramadhan, bulan yang diyakini sebagai kawah candradimuka atau penggemblengan akal, mental dan jasmani sekaligus untuk seorang muslim. Menjadi manusia yang fitri, seperti terlahir kembali dimaksudkan dengan segala potensi pengenalan manusia kepada tauhid dan keluasan ilmu Allah swt.

Tidak hanya menjadi manusia yang cuma memikirkan kemaslahatan pribadi. Melalui zakat, sholat berjamaah, berbagi kebahagiaan kepada sesama, umat Islam dituntut menjadi pribadi yang sadar lingkungan. Peduli kepada nasib tetangga, umat, anak bangsa, lingkungan hidup dan bahkan warga dunia. Jika Ramadhan tidak menghasilkan pribadi yang sadar akan kondisi sekitarnya, maka tarbiyah (pendidikan) Ramadhan patut kita evaluasi perjalanannya.

Pastinya kita menginginkan perubahan yang lebih baik itu. Kita ingin hijrahnya kita, pribadi dan keluarga ke kondisi yang lebih baik, juga ditunjang dengan kondisi masyarakat dan bangsa yang lebih baik. Definisi masyarakat dan bangsa yang lebih yang kita cita-citakan selama ini, yaitu masyarakat dan bangsa yang pemimpin dan rakyatnya takut kepada Tuhannya, Allah swt, berusaha merealisasikan kondisi yang sejahtera lahir dan batin, merdeka dari berbagai tekanan dan punya harga diri di mata bangsa lainnya.

Sudahkan kita berada pada kondisi tersebut? Jika kita rasa belum, maka momentum Idul Fitri 1439 H dapat menjadi awal bagi kita bersama mewujudkannya. Seorang muslim tidak akan pernah putus asa, tidak kenal takut pada lawan yang sering dimitoskan lebih kuat, lebih besar dan lebih segalanya. Seorang muslim akan berjuang baik sendiri atau bersama untuk mewujudkan kondisi yang lebih baik di tengah masyarakat dan bangsanya.

Selamat Idul Fitri 1 Syawal 1439 Hijriyah.  Ayo Lebih Baik!