Kopi Indonesia Harus Go International

Ilustrasi
Ilustrasi

Jakarta (15/3) - Ketua Bidang Pekerja, Petani dan Nelayan DPP PKS, Adang Sudrajat meminta agar pemerintah fokus pada produk unggulan yang memiliki daya saing di dunia, khususnya pada sektor pertanian dan perkebunan.

Salah satu sektor perkebunan yang paling berpotensi menjadi idola di kancah internasional adalah kopi. Adang menuturkan bahwa kopi diproduksi secara merata di Indonesia, mulai dari Aceh hingga Papua. Setiap kopi yang diproduksi, memiliki kekhasan rasa dan aroma.

"Fokus pengembangan kopi nusantara yang sangat memungkinkan dilakukan oleh pemerintah akan menjadi kebijakan yang pro rakyat sehingga selain mampu memajukan kopi di Indonesia, pemerintah sekaligus dapat memberikan ruang kepada petani kopi untuk dapat mengakses modal yang selama ini belum mampu secara menyeluruh menyentuh para pelakunya atau petani penggarap lahan," ujar Adang.

Pada kunjungan kerjanya, Adang berkesempatan untuk berdiskusi dengan sentra petani dan pengolahan kopi di Bandung. Dari hasil diskusi tersebut, Adang merasa memiliki banyak catatan yang dapat diajukan kepada pemerintah.

"Kami berharap, DPR dan pemerintah dapat saling evaluasi dan mengawasi hingga pemerintah berhasil menata sektor pertanian dan perkebunan mampu menyumbang pertumbuhan ekonomi yang patut jadi kebanggaan serta menjadi bangsa yang berwibawa di hadapan bangsa lain”, harap Adang Sudrajat.

Adang juga meminta kepada seluruh anggota DPR yang berasal dari Fraksi PKS, khususnya komisi IV yang salah satunya membidangi pertanian dan perkebunan, untuk tetap fokus pada peningkatan produk unggulan. Hal ini, sejalan dengan kebijakan DPP PKS.

"Ini menjadi penting sebagai bentuk go international-nya komoditas Indonesia di dunia," lajut Adang.

Kebijakan lainnya yang dikeluarkan oleh PKS menurut Adang adalah terus mengawal tata niaga produk unggulan. Seperti produksi Kopi agar tetap berada dalam pengawasan yang memadai.

Adang juga menambahkan, bahwa faktor yang lebih penting lainnya adalah memastikam bahwa produksi yang dilakukan memiliki keberpihakan pada lapangan pekerjaan.

"Saya melihat bahwa pertanian dan perkebunan sebagai sektor yang paling banyak menyerap tenaga kerja, namun pertumbuhan sektor ini terhitung kecil dibanding sektor lain," ucapnya

Melalui pengawasan dan pengembangan produk Kopi Nusantara ini, Adang berharap keberadaan komoditas Kopi ini tidak hanya menguntungkan pihak eskportir saja. Namun juga, bisa dinikmati oleh semua pihak terutamanya para petani.

"Kami sangat berharap, bahwa produk unggulan ini tidak hanya dinikmati oleh para tengkulak dan eksportir saja, tapi juga oleh para petani yang menjadi ujung tombak produksi kopi Nusantara," tutup Adang.