Habis Gelap Terbitlah Terang Berkat Pencerahan KH Sholeh Darat

Semarang (18/4) -- BPKK DPP PKS mengakhiri rangkaian Napak Tilas Kartini di Masjid Kyai Sholeh Darat di bilangan Dadapssri, Semarang, Rabu (18/4/2018).
 
Ketua BPKK DPP PKS Wirianingsih dan rombongan selama dua hari melakukan Napak Tilas Kartini di Jepara dengan mengunjungi Masjid Mantingan dan Ziarah Makam Ratu Kalinyamat, Museum Kartini dan Pendopo Kabupaten Jepara tempat Kartini dipingit dan menggelar sekolah untuk perempuan.
 
Di Masjid Kyai Sholeh Darat, Wirianingsih mengingat peran besar KH Sholeh Darat dalam pencerahan spiritual Kartini.
 
Kartini yang memiliki keinginan kuat mengerti makna ayat-ayat Al-Qur'an akhirnya tercerahkan oleh terjemahan Al-Qur'an ke dalam bahasa Jawa milik KH Sholeh Darat.
 
"Berkat pemahaman itulah Kartini mengerti konsepsi Habis Gelap Terbitlah Terang dari ayat Al-Qur'an minna dzulumatin illannur," kata Wiwik.
 
Menurut Wiwik, pesan besar Habis Gelap Terbitlah Terang adalah perempuan harus mengatakan kepada dunia ia harus keluar dari kegelapan menuju cahaya. "Dipingit lalu perempuan tidak boleh sekolah dengan segala kekangan tentu tidak selaras dengan nilai-nilai Islam. Islam tidak melarang perempuan untuk maju untuk mendidik generasi," ungkap Wiwik.
 
Buyut KH Sholeh Darat, Gus Lukman Hakim yang tinggal di dekat Masjid Kyai Sholeh Darat menerangkan jika Kartini kecil pernah mengaji dengan Mbah Sholeh di Mayong, Jepara karena berasal dari satu kampung.
 
Hubungan keluarga Kartini dan Mbah Sholeh Darat pun cukup dekat. Hal ini dibuktikan dengan pemberian hadiah tafsir Al-Qur'an Baiturrahman karangan Mbah Sholeh Darat yang dialihbahasakan ke bahasa Jawa dengan aksara Arab Pegon.
 
"Terjemahan itu diberikan Mbah Sholeh sebagai hadiah jelang pernikahan Kartini karena hubungan yang cukup dekat dengan keluarga Kartini," papar Gus Lukman.
 
Gus Lukman juga menyebut Kartini bukanlah sosok yang buta agama. Sebab untuk memahami terjemahan Al-Qur'an dalam aksara Arab Pegon, seseorang harus punya bekal pengetahuan agama mendasar.
 
"Saya kira sejak awal Kartini punya bekal keagamaan yang cukup. Selain itu Mbah Sholeh memberikan hadiah berupa tafsir Al-Qur'an kepada seseorang yang tentu dianggap khusus," ujarnya.