Dewan Minta Pemprov Jateng Pro Aktif Cegah dan Tanggulangi Kasus DBD

Anggota Komisi E DPRD Jawa Tengah Jamaludin, Jumat (15/02/2019).
Anggota Komisi E DPRD Jawa Tengah Jamaludin, Jumat (15/02/2019).

SEMARANG – Anggota Komisi E DPRD Jawa Tengah Jamaludin meminta Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Tengah untuk proaktif dalam menangani dan melakukan pencegahan kasus penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) di Jawa Tengah.

Saat ini, berdasarkan data yang dihimpun Kementerian Kesehatan sejak awal tahun 2019 hingga 29 Januari 2019 lalu menunjukkan Jateng menduduki peringkat keempat atau masuk 5 besar jumlah kasus DBD tertinggi selama sebulan terakhir.

Jumlah kasus DBD Jawa Tengah 1.027 kasus dari total laporan kasus yang diterima dari seluruh Indonesia, yaitu 13.683 kasus.

“Itu artinya Jawa tengah darurat DBD, pemerintah harus mencanangkan waspada KLB di beberapa daerah karena kasus meningkat, seperti, Grobogan, Pati, Jepara, Sragen, Kudus,”katanya dalam keterangannya Jumat (15/2/2019) di Kota Semarang.

Pemprov, kata dia, harus memberikan bantuan fogging untuk daerah-daerah. Selain itu, ia meminta supaya oknum pemerintah ketika melakukan fogging tidak dicampur dengan air dengan jumlah banyak.

“Sehingga fogginghanya banyak menghasilkan asap tanpa membunuh nyamuk, selain itu sosialisasi 3M juga tidak kalah penting dilakukan secara massif di masyarakat,”ujar politikus Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ini.

Lebih lanjut, Jamal juga mengimbau masyarakat agar selalu waspada termasuk peduli dengan lingkungan. Selain itu tenaga medis menetapkan diagnosa Dengue Haemorrhagic Fever (DHF) jika ada gejala DBD seperti demam untuk berjaga-jaga.

“Masyarakat juga harus berperan aktif dalam melakukan pemberantasan sarang nyamuk dan membasmi jintik nyamuk, salah satu solusinya adalah dengan memelihara ikan cupang, karna Sebuah riset menemukan ikan cupang lebih efektif menjadi predator alami jentik nyamuk daripada ikan guppy,”jelasnya.

Menurut penelitian, kata Jamal, yang diterbitkan di Jurnal Sains Nasional Universitas Nusa Bangsa ini membandingkan daya predator antara ikan cupang dan ikan guppy.

Hasilnya, ikan cupang memiliki daya makan paling banyak mencapai 89 ekor jentik dalam waktu enam jam. Sedangkan ikan guppy paling banyak hanya 47 ekor dalam waktu enam jam.

“Ikan cupang akan efektif ditempatkan pada bak-bak atau wadah penampungan air yang tidak bisa ditutup seperti penampung air hujan,”tandasnya.

Satu jentik akan menjadi nyamuk dewasa dalam waktu 12-14 hari. Nyamuk betina dewasa sekali bertelur dapat menghasilkan 100-150 telur. Dalam kurun waktu sebulan nyamuk bisa bertelur sebanyak empat kali sehingga telru bisa sekitar 400-600 per bulan.

“Di samping itu, orang perlu waspada akan jam-jam 'aktivitas' nyamuk antara pukul 09.00-10.00 dan sore pukul 15.00-16.00,”pungkasnya.